Tantangan dan Upaya Pelestarian Gamelan Gambang di Masa Depan
Keywords:
Tantangan, Pelestarian Gamelan GambangAbstract
Perkembangan gamelan Bali memang sudah luar biasa. Penyebarannya dari pelosok daerah hingga manca negara. Produksi gamelan kian tahun semakin meningkat, apalagi dengan merebaknya bantuan sosial yang dihibahkan ke masyarakat. Secara kuantitas, jumlahnya semakin menjamur, begitu juga antusiasme generasi muda dalam memainkannya. Sungguh sangat piawi dan apiknya. Namun, tidak begitu halnya dengan apa yang terjadi pada gamelan Gambang. Gamelan Gambang merupakan salah satu gamelan Bali yang tergolong tua. Gamelan Gambang diperkirakan sudah ada pada abad ke-11 masehi, yaitu pada masa pemerintahan Prabu Erlanggga di Jawa Timur. Pada salah satu relief Candi Penataran di Jawa Timur, terdapat seorang pendeta yang sedang mengajar muridnya menabuh Gambang (bentuk seperti gambang Bali). Sebagai gamelan yang tergolong tua, kondisinya kian mengkawatirkan. Di beberapa kelompok Gambang, masih banyak instrument Gambang yang terlantarkan, “krisis” pemain, hingga hilangnya gending-gending Gambang yang menjadi identitas daerahnya. Ini merupakan tantangan bagaimana kita membangkitkan dan menjaga kesenian ini agar nantinya tidak sekedar nama bahkan yang lebih mengkawatirkan generasi kedepan belajar Gambang di dunia Barat. Menyikapi hal tersebut, maka diperlukan upaya pelestarian gamelan Gambang untuk menjaga eksistensinya di masa depan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mempergunakan jenis metode penelitian deskriptif kualitatif melalui pengumpulan data dengan observasi, wawancara, discografi, dan dokumentasi. Melalui metode tersebut maka dapat dilakukan beberaka upaya untuk menjaga pelestarian gamelan Gambang di masa depan, yakni dengan selalu menggunakan gamelan Gambang dalam berbagai aktivitas ritual sesuai fungsi di daerahnya, penanaman mitos sebagai penguat nilai didalamnya, merekontruksi gamelan dan regenerasi pemainnya, dan sinergi peran serta pemerintah dalam memajukan kesenian Gambang sebagai kearifan lokal yang adi luhung melalui kegiatan workshop maupun pelatihan-pelatihan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
BALI DWIPANTARA WASKITA (Seminar Nasional Republik Seni Nusantara) © 2021 by Institut Seni Indonesia Denpasar is licensed under Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International