Eksistensi Kriya Perak Art Dan Sakral Pada Era Pandemi Covid 19
Abstract
Pandemi covid 19 berdampak signifikan pada produksi seni kerajinan Bali secara umum, termasuk seni kerajinan perak. Produksi kerajinan perak mengalami penurunan yang sangat drastis, bahkan stagnan, karena pariwisata Bali mati total, dan ekonomi global mengalami krisis panjang. Kriyawan perak kehilangan pekerjaan karena tidak pernah mendapat pesanan lagi, sehingga mereka mulai beralih profesi menjadi sopir, tukang bangunan, dagang, petani, dan peternak. Namun tidak semua kriyawan perak meninggalkan propesinya, beberapa yang kreatif dan memiliki ketrampilan yang tinggi mengalihkan produksi karyanya dengan menciptakan beberapa karya perak art dan seni sakral dengan teknik tatahan, seperti membuat keris, sarana upacara, dan elemen hiasan Barong, Rangda, dan Topeng dengan segmen pasar masyarakat lokal. Fenomena ini sangat menarik untuk dikaji secara mendalam dengan mengangkat permasalahan: Bagaimana eksistensi penciptaan karya perak art dan sakral pada era pandemi covid 19?. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara holistik karya perak yang bernilai art dan sakral, agar dapat diketahui eksistensi dan perkembangannya di masa covid 19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif diskriptif dengan teknik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tulisan ini akan sangat bermanfaat sebagai bahan imformasi bagi kalangan masyarakat akademik dan pemerintah.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
BALI DWIPANTARA WASKITA (Seminar Nasional Republik Seni Nusantara) © 2021 by Institut Seni Indonesia Denpasar is licensed under Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International